Review Restoran Kayu Kayu Alam Sutera

informasirestoranindo - Di era media sosial seperti zaman ‘now’, bersantap di restoran bukan sekadar urusan perut. Kini, belum afdal rasanya jika makan tanpa jepret sana-sini di sudut restoran. Tak heran jika restoran dengan pojokan yang ‘instagramable’ menjamur di kota-kota besar.

Review Restoran Kayu Kayu Alam Sutera








Salah satunya Kayu Kayu yang berlokasi di kawasan Alam Sutera, Tangerang Selatan. Restoran yang usianya belum genap enam bulan ini termasuk dalam jaringan Kosenda Hotel Jakarta yang dikenal dengan desain uniknya.

Berada di dalam restoran ini, Anda seolah sedang bersantap di tengah hutan tropis. Masuk ke dalam, perhatian langsung tertuju pada satu pohon yang menjulang tinggi di tengah bangunan berbentuk hangar ini. Di sisi kiri dan kanan pohon tersebut, tampak dua tangga besar yang menghubungkan lantai bawah dan atas.

Kehadiran pohon ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para tamu yang ingin bernarsis ria. Semakin menarik lagi karena pohon tersebut dikelilingi kolam kecil yang seolah menjelma sebagai oase yang menyegarkan.

Sentuhan alam semakin dipertegas berkat dekorasi berupa tanaman-tanaman tropis yang menghiasi hampir semua sudut ruangan. Nuansa alam tersebut berpadu apik dengan desain bangunan dan interior yang berkonsep minimalis.

Seperti namanya, interior kayu mendominasi restoran ini, mulai dari meja, lantai, sampai lampu gantung. Namun, satu yang mencuri perhatian adalah plafon yang bentuknya menyerupai serutan-serutan kayu yang mengeriting. Pas untuk latar-belakang foto Anda berikutnya.

Usai mata yang dimanja, sekarang giliran lidah. Kayu-kayu menawarkan pilihan menu khas Nusantara yang dikemas dengan gaya kekinian. Enoki Jamur Goreng menjadi santapan pembuka saat kami berkunjung baru-baru ini saat akhir pekan.

Pada menu, hidangan tersebut tercantum pada kolom ‘appetizer’ alias makanan pembuka yang seharusnya disantap sembari menunggu makanan utama.

Tapi sungguh disayangkan, Enoki Jamur Goreng baru tiba di meja 15 menit kemudian berbarengan dengan main course. Padahal perut sedang susah diajak berkompromi saking laparnya. Kala itu, kondisi restoran memang sedang ramai-ramainya.

Untung rasanya tak begitu mengecewakan. Setelah melahap habis jamur, santapan siang berlanjut dengan Bandeng Bakar Sambal Mata, Ayam Bakakak, ditemani Tumis Jantung Pisang.

Ayam Bakakak ala Kayu-Kayu hadir dalam ukuran satu ekor lengkap dengan lalapan dan empat jenis sambal. Uniknya, ayam disajikan di atas wadah kayu yang bentuknya menyerupai talenan.

Untuk melepaskan dahaga, minuman yang ditawarkan Kayu-Kayu juga lumayan bervariasi, mulai dari tradisional hingga kebarat-baratan. Blue Lagoon, Coco Pinaple, dan Virgin Mojito jadi andalan kami. Sesi santapan siang itu lalu ditutup dengan Es Podeng Spesial.

Semuanya dibanderol sekitar Rp 500 ribuan. Harga yang cukup bersahabat untuk sebuah sesi makan siang bagi tiga orang.